Seremnya seringkali mengalahkan film horror. Apalagi berhadapan dengan UN, tapi itu udah lewat, ‘n nominasinya udah diumumkan “Siapa para pemenangnya.” Ada yang pingsan kegirangan, eh… ada juga yang pingsan karena nggak terima hasil ujiannya. Ada juga lho satu sekolah yang nggak lulus… Banyak yang frustasi, ada yang ngamuk, mecahin kaca sekolah, ada yang ngancam bahkan menyerang gurunya… (na’udzubillah). Siapa coba yang nggak pusing bin pening… dulunya hanya tiga mapel, sekarang malah ditambah. Untuk SMA IPA, plus biologi, Fisika, dan Kimia. Sedangkan SMA IPS diperpusing dengan tambahan menu sejarah, geografi dan sosiologi. Naga-naganga nilai rata-rata UN harus 5,5 nggak boleh kurang.
Gubraks! Mending pingsan aja dech…
Bro ‘n sis, UN udah kelar… “Tapi, apakah aku korban berikutnya?!” Eh, friends… jika kamu udah takut menghadapi pertempuran, berarti kamu udah takut sebelum bertempur, artinya kamu udah ada di zona kalah sebelum bertanding, lho kenapa? Yapz, karena rasa takut itu, sering kali memunculkan semangat negatif, yang membesar-besarkan sesuatu dan menciptakan imajinasi-imajinasi yang nggak logis. Udah yah… masa depan itu nanti, kamu hidup saat ini dan akan datang tamu yang udah jelas beberapa hari lagi akan bertandang. Nah, ingin menyambutnya dengan bahagia, asyik ‘n ceria? Berikut tips-tipsnya:
1. Siapin mental kamu.
Secerdas apapun kamu, jika memiliki sikap mental yang negatif, sulit deh, buat kamu ngeraih yang namanya sukses. Misalnya, sebut saja Fathan. Dia sebenarnya pintar, tapi gampang panik. Pernah ia ngadepin lembar-lembar tes, sebenarnya asal nyabar dikit saja, ia bisa menyelesaikan soal-soal. But, melihat temannya satu persatu keluar kelas, pikirannya jadi kacau-balau.
Kok mereka udah keluar yah? Apa pekerjaan mereka udah selesai? Ia pun jadi nggak konsen. Apa yang sudah dikuasai menjadi buyar seketika. Padahal tahu nggak? Teman-temannya itu keluar karena ngerasa sama sekali nggak bisa jawab. Daripada bengong, mending keluar, nongkrong.
Diantara sikap mental negatif yang lain adalah: minder, gampang panik, nggak sabaran dan menyerah sebelum bertanding alias putus asa. “Yah, ngapain capek-capek belajar, emang gue bodoh bin idiot. Nggak lulus, bukan berarti kiamat kan?” Yee… kalau kamu udah kepikiran seperti itu, tanpa ujianpun, 99,9999% kamu udah dijamin nggak lulus.
Nah, bangunlah sikap percaya dirimu, yakin deh, kamu pasti akan lulus. Jika kamu berusaha keras menyiapkan diri sebaik-baiknya, belajar dengan serius, bukan hanya sekedar lulus, bahkan peringkat bintang pun bisa kamu gaet.
Soal ujian kan diambil dari pelajaran yang selama ini kamu pelajari. Nggak mungkin soalnya datang dari perguruan tinggi, alias lebih tinggi.
2. Rajin memotivasi diri.
Sebelum ujian, biasa memang, sekolah, guru atau orangtua memberikan motivasi dalam bentuk bermacam-macam. Dengan mengadakan seminar-seminar atau pemberian hadiah. Bagus banget jika kamu menyimak dengan baik motivasi tersebut. But, motivasi yang paling baik sebenarnya justru yang berasal dari kamu sendiri. Siapa yang nggak punya mimpi? Semuanya pasti punya kan! Nah, bermimpilah setinggi mungkin. Berawal dari mimpi itulah kamu akan terdorong untuk mewujudkannya. Tulislah mimpimu besar-besar kalau perlu tempel dan lumuri dengan warna mencolok, agar setiap kamu melihatnya, hatimu kan bergetar (brgzzz.. backsound: petir menyambar). Yakin deh…!!!
Motivasi juga akan sangat dipengaruhi oleh visi dan misi. Waduh makhluk apaan tuh? Visi adalah apa yang kamu inginkan terjadi pada dirimu dimasa yang akan datang. Boleh juga disebut dengan mimpi-mimpi besar. Sedangkan misi adalah apa-apa yang harus kamu lakukan buat mewujudkan mimpi-mimpi besarmu itu.
3. Menetapkan target.
Dengan target kamu akan bekerja denga penuh semangat. Target juga alat yang efektif untuk mengusir rasa malas, bosan, bete, jenuh dan seabrek pemikirian negatif lainnya.
Akan tetapi, target haruslah realistis. Misalnya, kamu nggak terlalu doyan sama matematika, nggak usah matok target dapat nilai 100. Karena hanya berbuah kecewa rasa masam plus berkerut. Kamu bisa mengukur target berdasarkan kemampuan yang kamu miliki.
Waduh, jangan juga sampe nggak target apa-apa alias statis. Padahal orang yang terbaik menurut rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Sebaliknya jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin, berarti kita termasuk kategoro orang yang celaka. Na’udzubillahi min dzalik.
4. Kurangi kebiasaan nggak produktif.
Besok mau ujian, eh… masih sempat-sempatnya nge-game, nonton sinetron atau malah genjrang-genjreng gitarin di pos ronda dengan konco-konconya.
Pengen sukses kan ujian? Tiada kesuksesan tanpa perjuangan dan tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Ciee… patriot banet! (eh.. ini serius lho!). Salah satunya rela ngorbanin kebiasaan-kebiasaan yang ngga produktif (apalagi yang sifatnya makruh atau bahkan haram, ih jauh lah!), yang semuanya membuang-buang waktu dan stamina. Karena menjelang ujian, waktu tuh berharga banget, lho!
So, jika kamu senang banget nonton TV, nongkrong di playstation, ngerjain teman-teman, balapan liar, nongkrong di mall… sebaiknya pas menjelang ujian, hindari dulu deh…!
Bagusnya sih, after ujian kamu ilangin kebiasaan norak itu dan ganti dengan kebiasaaan yang lebih bermanfaat, all right!!!
5. Sediakan waktu yang cukup untuk belajar
Percaya nggak…? Semakin kamu serius belajar, rasa bahwa kamu belum tahu apa-apa ternyata semakian besar. So, ransangan untuk semaikn memperdalam pelajaran itu juga semakin tinggi. Banyak hal yang menarik jika kamu benar-benar memahami sebuah permasalahan. Belajar jadi terasa mengasyikkan. Malah jadi satu hobi yang menyenangkan. Kayak nggak nyaman kalau sehari saja tidak berkutat dengan pelajaran. Mak’nyusss…
Jangan ngandalin SKS (Sistem Kebut Semalam), karena hanya mendatangkan kegugupan dibanding secara rutin belajar. Belajar secara rutin akan membuat hafalan atau pengetahuan melekat pada dirimu dan lebih adem menetap di otak.
So, 2 x 8 itu lebih baik dari pada 8 x 2 meskipun hasilnya sama 18. Belajar selama 2 jam tapi dilakukan 8 kali itu jaaaaauuuuuuuuhhhh lebih baik daripada belajar 8 jam tapi hanya 2 kali.
6. Rajin membaca
Jelas banget, friends yang baik banget hatinya, bahwa aktivitas belajar yang paling utama adalah membaca. Temukan cara melahap buku yang nyaman. Misalnya inner journey, mengaitkan apa yang sedang kamu baca dengan hal-hal yang terjadi. Misalnya saja kamu sedang membaca teori tentang gempa bumi. Kamu bisa menghubungkannya dengan kejadian gempa yang baru ini terjadi. Membaca tentang luar angkasa, kamu bisa membayangkan naik pesawat luar angkasa, berkeliling dari planet ke planet. Membaca kayak gitu, bikin enjoy, nggak bosan, eh… sudah selesai. Nah, saya pernah ngadain penelitian tentang metode baca pake SAVI alias (Somatic, Auditori, Visual and intellectual) diadaptasi dari buku Dave Meier. Weits… makhluk apa lagi nich…? Biar proses ngelahap bukunya makin nyaman libatkan semua indra kamu, somatic (gerakan), bergeraklah untuk mengekspresikan apa yang kamu baca, tapi jangan berlebihan. Auditori (suara), bersuaralah, untuk mempermudah penyerapannya keotak. Yang penting nggak teriak-teriak kayak kebakaran seprei. Visual, nah kalo ini kayak “inner journey” tadi, bayangkan apa yang kamu sedang baca. Dan Intellectual, pelibatan akal tentunya, muara dari semuanya akan ke akal. Libatkan akal, karena banyak juga yang baca nggak masuk-masuk diakalnya karena sebatas lihat-lihat saja.
7. Bikin catatan yang menarik.
Waduh, ini bikin pelampung yah, kapal selam biar nggak tenggelam. Ih… bukan lagi! Kalo yang itu nggak boleh lho, para ulama udah sekapat kalo itu hukumnya haram. Nah, kalo ini maksudnya si Risma cantik. Ups, apalagi nih kok ngomongin cewek. Maksudnya ringkasan materi yang cantik. Biar kamu nggak sibuk lagi berkutat dengan buku yang tebal-tebal itu, catatan ringkas akan mempermudah kamu untuk menemukan inti atau pokok-pokok materi setiap pelajaran.
Eh, ada juga lho beragam cara untuk membuat catatan yang menarik, seperti peta pikiran, tapi kalo kamu punya cara mencatat sendiri dengan gaya khas kamu, ngga apa-apa yang ngerti kamu juga kan.
8. Temukan gaya belajar kamu
Beda orang, beda karakter, beda kebiasaan dan tentunya nggak semua sama cara belajarnya. Ada yang enjoy banget belajar diringi suara-suara, sebaliknya dan yang senangnya belajar ditempat sunyi senyap, bahkan suara jangkrikpun nggak kedengaran. Ada yang ngerasa cepat nyerap materi kalo hapal sambil jalan lalu-lalang, ada juga justru berkonsentarsi penuh gaya mirip petapa dilereng kaki lima.
O’ya soal belajar ini sebenarnya ada 4 tipe. Tadi udah dibahas tentang membaca, nggak apa-apa kita bahas lagi yah, biar tambah ampuh ‘n nggak bikin manyun. Kita langsung ke TKP. Pertama, visual learner, kalo kamu tipe pembelajar yang seperti ini, tepat banget jika kamu tempel-tempel poster, atau ilustrasi-ilustrasi yang mendukung kamu belajar. Kedua, biar pelajaran nyantol di otak kudu di rangsang dengan bunyi. Ini disebut auditory learner. Kalo kamu punya perekam, selain mencatat pelajaran, kamu bisa merekam guru kamu pas mengajar. Ketiga, gaya belajar yang disertai dengan gerakan, perabaan, atau sensasi fisik lainnya. Ini disebut kinesthetic learner. Keempat, orang yang suka pake analogi-analogi dalam mempelajari sesuatu dosebut logical learner.
9. Saatnya ujian…!!!
Hayo… suara apaan tuh…, semuanya pasti sering ngalami. Itu tanda bahwa ujian akan segera tiba.
Ada baiknya saat ini hindari belajar teralalu tegang. Rilekslah. Nggak usah tegang amat. Memangsih banyak yang kamu paham namun saat-saat untuk menjawabnya, kondisi kamu tidak memungkinkan sehingga hasilnya tidak maksimal.
Kamu kan udah belajar. Kok saat ini mempelajari sesuatu yang belum kamu pelajari. Jangan sampai deh seperti itu. Coba kalau hal itu ternyata menyulitkan kamu untuk memahaminya?
Usahakan hadir lebih awal untuk menghindari segala kemungkinan. Setiba disana jangan mendekat dengan teman-teman apalagi sampai ngomongin kemungkinan ujian nantinya.
Tunggulah dengan tenang sambil berpikir positif. Berpikir positif dengan menyingkirkan segala pikiran tentang kelemahan-kelemahan apalagi hal-hal yang tidak kamu ketahui dengan jelas. Pikirkanlah apa yang kamu dapat lakukan. Be positive.
10. Berdoa
Allah Ta’ala yang menciptakan kita, Maha Tahu akan kekurangan dan kesanggupan kita. Ia yang menguasai diri kita, menjalankan setiap aliran darah, agar kita tetap mampu beraktivitas, menjalankan rutinitas keseharian kita, apalagi disaat ujian ini. Semuanya adalah milik Allah Ta’ala, kesanggupan kita melangkah, lirikan mata, pendengaran apalagi kecerdasan ada dalam pengawasan dan kendalinya. Maka bermohonlah kepada-NYa.
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an warisqan tayyiban wa amalan mutaqabbalan
“Ya Allah tambahkanlah bagiku ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik dan amal yang diterima”
”Keep spirit dan semoga sukses ujiannya”
Gubraks! Mending pingsan aja dech…
Bro ‘n sis, UN udah kelar… “Tapi, apakah aku korban berikutnya?!” Eh, friends… jika kamu udah takut menghadapi pertempuran, berarti kamu udah takut sebelum bertempur, artinya kamu udah ada di zona kalah sebelum bertanding, lho kenapa? Yapz, karena rasa takut itu, sering kali memunculkan semangat negatif, yang membesar-besarkan sesuatu dan menciptakan imajinasi-imajinasi yang nggak logis. Udah yah… masa depan itu nanti, kamu hidup saat ini dan akan datang tamu yang udah jelas beberapa hari lagi akan bertandang. Nah, ingin menyambutnya dengan bahagia, asyik ‘n ceria? Berikut tips-tipsnya:
1. Siapin mental kamu.
Secerdas apapun kamu, jika memiliki sikap mental yang negatif, sulit deh, buat kamu ngeraih yang namanya sukses. Misalnya, sebut saja Fathan. Dia sebenarnya pintar, tapi gampang panik. Pernah ia ngadepin lembar-lembar tes, sebenarnya asal nyabar dikit saja, ia bisa menyelesaikan soal-soal. But, melihat temannya satu persatu keluar kelas, pikirannya jadi kacau-balau.
Kok mereka udah keluar yah? Apa pekerjaan mereka udah selesai? Ia pun jadi nggak konsen. Apa yang sudah dikuasai menjadi buyar seketika. Padahal tahu nggak? Teman-temannya itu keluar karena ngerasa sama sekali nggak bisa jawab. Daripada bengong, mending keluar, nongkrong.
Diantara sikap mental negatif yang lain adalah: minder, gampang panik, nggak sabaran dan menyerah sebelum bertanding alias putus asa. “Yah, ngapain capek-capek belajar, emang gue bodoh bin idiot. Nggak lulus, bukan berarti kiamat kan?” Yee… kalau kamu udah kepikiran seperti itu, tanpa ujianpun, 99,9999% kamu udah dijamin nggak lulus.
Nah, bangunlah sikap percaya dirimu, yakin deh, kamu pasti akan lulus. Jika kamu berusaha keras menyiapkan diri sebaik-baiknya, belajar dengan serius, bukan hanya sekedar lulus, bahkan peringkat bintang pun bisa kamu gaet.
Soal ujian kan diambil dari pelajaran yang selama ini kamu pelajari. Nggak mungkin soalnya datang dari perguruan tinggi, alias lebih tinggi.
2. Rajin memotivasi diri.
Sebelum ujian, biasa memang, sekolah, guru atau orangtua memberikan motivasi dalam bentuk bermacam-macam. Dengan mengadakan seminar-seminar atau pemberian hadiah. Bagus banget jika kamu menyimak dengan baik motivasi tersebut. But, motivasi yang paling baik sebenarnya justru yang berasal dari kamu sendiri. Siapa yang nggak punya mimpi? Semuanya pasti punya kan! Nah, bermimpilah setinggi mungkin. Berawal dari mimpi itulah kamu akan terdorong untuk mewujudkannya. Tulislah mimpimu besar-besar kalau perlu tempel dan lumuri dengan warna mencolok, agar setiap kamu melihatnya, hatimu kan bergetar (brgzzz.. backsound: petir menyambar). Yakin deh…!!!
Motivasi juga akan sangat dipengaruhi oleh visi dan misi. Waduh makhluk apaan tuh? Visi adalah apa yang kamu inginkan terjadi pada dirimu dimasa yang akan datang. Boleh juga disebut dengan mimpi-mimpi besar. Sedangkan misi adalah apa-apa yang harus kamu lakukan buat mewujudkan mimpi-mimpi besarmu itu.
3. Menetapkan target.
Dengan target kamu akan bekerja denga penuh semangat. Target juga alat yang efektif untuk mengusir rasa malas, bosan, bete, jenuh dan seabrek pemikirian negatif lainnya.
Akan tetapi, target haruslah realistis. Misalnya, kamu nggak terlalu doyan sama matematika, nggak usah matok target dapat nilai 100. Karena hanya berbuah kecewa rasa masam plus berkerut. Kamu bisa mengukur target berdasarkan kemampuan yang kamu miliki.
Waduh, jangan juga sampe nggak target apa-apa alias statis. Padahal orang yang terbaik menurut rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, adalah yang hari ini lebih baik dari hari kemarin. Sebaliknya jika hari ini lebih buruk dari hari kemarin, berarti kita termasuk kategoro orang yang celaka. Na’udzubillahi min dzalik.
4. Kurangi kebiasaan nggak produktif.
Besok mau ujian, eh… masih sempat-sempatnya nge-game, nonton sinetron atau malah genjrang-genjreng gitarin di pos ronda dengan konco-konconya.
Pengen sukses kan ujian? Tiada kesuksesan tanpa perjuangan dan tiada perjuangan tanpa pengorbanan. Ciee… patriot banet! (eh.. ini serius lho!). Salah satunya rela ngorbanin kebiasaan-kebiasaan yang ngga produktif (apalagi yang sifatnya makruh atau bahkan haram, ih jauh lah!), yang semuanya membuang-buang waktu dan stamina. Karena menjelang ujian, waktu tuh berharga banget, lho!
So, jika kamu senang banget nonton TV, nongkrong di playstation, ngerjain teman-teman, balapan liar, nongkrong di mall… sebaiknya pas menjelang ujian, hindari dulu deh…!
Bagusnya sih, after ujian kamu ilangin kebiasaan norak itu dan ganti dengan kebiasaaan yang lebih bermanfaat, all right!!!
5. Sediakan waktu yang cukup untuk belajar
Percaya nggak…? Semakin kamu serius belajar, rasa bahwa kamu belum tahu apa-apa ternyata semakian besar. So, ransangan untuk semaikn memperdalam pelajaran itu juga semakin tinggi. Banyak hal yang menarik jika kamu benar-benar memahami sebuah permasalahan. Belajar jadi terasa mengasyikkan. Malah jadi satu hobi yang menyenangkan. Kayak nggak nyaman kalau sehari saja tidak berkutat dengan pelajaran. Mak’nyusss…
Jangan ngandalin SKS (Sistem Kebut Semalam), karena hanya mendatangkan kegugupan dibanding secara rutin belajar. Belajar secara rutin akan membuat hafalan atau pengetahuan melekat pada dirimu dan lebih adem menetap di otak.
So, 2 x 8 itu lebih baik dari pada 8 x 2 meskipun hasilnya sama 18. Belajar selama 2 jam tapi dilakukan 8 kali itu jaaaaauuuuuuuuhhhh lebih baik daripada belajar 8 jam tapi hanya 2 kali.
6. Rajin membaca
Jelas banget, friends yang baik banget hatinya, bahwa aktivitas belajar yang paling utama adalah membaca. Temukan cara melahap buku yang nyaman. Misalnya inner journey, mengaitkan apa yang sedang kamu baca dengan hal-hal yang terjadi. Misalnya saja kamu sedang membaca teori tentang gempa bumi. Kamu bisa menghubungkannya dengan kejadian gempa yang baru ini terjadi. Membaca tentang luar angkasa, kamu bisa membayangkan naik pesawat luar angkasa, berkeliling dari planet ke planet. Membaca kayak gitu, bikin enjoy, nggak bosan, eh… sudah selesai. Nah, saya pernah ngadain penelitian tentang metode baca pake SAVI alias (Somatic, Auditori, Visual and intellectual) diadaptasi dari buku Dave Meier. Weits… makhluk apa lagi nich…? Biar proses ngelahap bukunya makin nyaman libatkan semua indra kamu, somatic (gerakan), bergeraklah untuk mengekspresikan apa yang kamu baca, tapi jangan berlebihan. Auditori (suara), bersuaralah, untuk mempermudah penyerapannya keotak. Yang penting nggak teriak-teriak kayak kebakaran seprei. Visual, nah kalo ini kayak “inner journey” tadi, bayangkan apa yang kamu sedang baca. Dan Intellectual, pelibatan akal tentunya, muara dari semuanya akan ke akal. Libatkan akal, karena banyak juga yang baca nggak masuk-masuk diakalnya karena sebatas lihat-lihat saja.
7. Bikin catatan yang menarik.
Waduh, ini bikin pelampung yah, kapal selam biar nggak tenggelam. Ih… bukan lagi! Kalo yang itu nggak boleh lho, para ulama udah sekapat kalo itu hukumnya haram. Nah, kalo ini maksudnya si Risma cantik. Ups, apalagi nih kok ngomongin cewek. Maksudnya ringkasan materi yang cantik. Biar kamu nggak sibuk lagi berkutat dengan buku yang tebal-tebal itu, catatan ringkas akan mempermudah kamu untuk menemukan inti atau pokok-pokok materi setiap pelajaran.
Eh, ada juga lho beragam cara untuk membuat catatan yang menarik, seperti peta pikiran, tapi kalo kamu punya cara mencatat sendiri dengan gaya khas kamu, ngga apa-apa yang ngerti kamu juga kan.
8. Temukan gaya belajar kamu
Beda orang, beda karakter, beda kebiasaan dan tentunya nggak semua sama cara belajarnya. Ada yang enjoy banget belajar diringi suara-suara, sebaliknya dan yang senangnya belajar ditempat sunyi senyap, bahkan suara jangkrikpun nggak kedengaran. Ada yang ngerasa cepat nyerap materi kalo hapal sambil jalan lalu-lalang, ada juga justru berkonsentarsi penuh gaya mirip petapa dilereng kaki lima.
O’ya soal belajar ini sebenarnya ada 4 tipe. Tadi udah dibahas tentang membaca, nggak apa-apa kita bahas lagi yah, biar tambah ampuh ‘n nggak bikin manyun. Kita langsung ke TKP. Pertama, visual learner, kalo kamu tipe pembelajar yang seperti ini, tepat banget jika kamu tempel-tempel poster, atau ilustrasi-ilustrasi yang mendukung kamu belajar. Kedua, biar pelajaran nyantol di otak kudu di rangsang dengan bunyi. Ini disebut auditory learner. Kalo kamu punya perekam, selain mencatat pelajaran, kamu bisa merekam guru kamu pas mengajar. Ketiga, gaya belajar yang disertai dengan gerakan, perabaan, atau sensasi fisik lainnya. Ini disebut kinesthetic learner. Keempat, orang yang suka pake analogi-analogi dalam mempelajari sesuatu dosebut logical learner.
9. Saatnya ujian…!!!
Hayo… suara apaan tuh…, semuanya pasti sering ngalami. Itu tanda bahwa ujian akan segera tiba.
Ada baiknya saat ini hindari belajar teralalu tegang. Rilekslah. Nggak usah tegang amat. Memangsih banyak yang kamu paham namun saat-saat untuk menjawabnya, kondisi kamu tidak memungkinkan sehingga hasilnya tidak maksimal.
Kamu kan udah belajar. Kok saat ini mempelajari sesuatu yang belum kamu pelajari. Jangan sampai deh seperti itu. Coba kalau hal itu ternyata menyulitkan kamu untuk memahaminya?
Usahakan hadir lebih awal untuk menghindari segala kemungkinan. Setiba disana jangan mendekat dengan teman-teman apalagi sampai ngomongin kemungkinan ujian nantinya.
Tunggulah dengan tenang sambil berpikir positif. Berpikir positif dengan menyingkirkan segala pikiran tentang kelemahan-kelemahan apalagi hal-hal yang tidak kamu ketahui dengan jelas. Pikirkanlah apa yang kamu dapat lakukan. Be positive.
10. Berdoa
Allah Ta’ala yang menciptakan kita, Maha Tahu akan kekurangan dan kesanggupan kita. Ia yang menguasai diri kita, menjalankan setiap aliran darah, agar kita tetap mampu beraktivitas, menjalankan rutinitas keseharian kita, apalagi disaat ujian ini. Semuanya adalah milik Allah Ta’ala, kesanggupan kita melangkah, lirikan mata, pendengaran apalagi kecerdasan ada dalam pengawasan dan kendalinya. Maka bermohonlah kepada-NYa.
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’an warisqan tayyiban wa amalan mutaqabbalan
“Ya Allah tambahkanlah bagiku ilmu yang bermanfaat, rezki yang baik dan amal yang diterima”
”Keep spirit dan semoga sukses ujiannya”
0 komentar:
Posting Komentar